Rangkaian Kisah Dugaan Penganiayaan Dita Oleh Masinton Pasaribu

Mata Dita Lebam (istimewa)

Kabar tak sedap lagi-lagi datang dari politisi Senayan. Anggota Komisi III DPR RI Masinton Pasaribu dilaporkan staf ahlinya Dita Aditia Ismawati ke Bareskrim Polri atas tuduhan penganiayaan. Seperti apa ceritanya?

Dita mengaku dianiaya Masinton di dalam mobil saat perjalanan dari Cikini, Jakarta Pusat, menuju Cawang, Jakarta Timur, Kamis (21/1). Dalam foto yang diperoleh detikcom, Dita terlihat mengalami luka pada mata sebelah kiri. Ada warna merah dan hitam pada matanya yang luka.

Usai penganiayaan itu, Dita sempat mendatangi Polsek Jatinegara, Jakarta Timur, Jumat (22/1) pukul 00.30 untuk melaporkan Masinton. Oleh polisi, dia diarahkan melakukan visum et repertum terlebih dahulu di RSUD Busi Asih. Dita diminta beristirahat dan akan dibuat Berita Acara Pemeriksaan (BAP) keesokan harinya.

Namun ditunggu-tunggu, Dita tak datang ke Polsek Jatinegara. Dia diketahui sempat dirawat di RS Mata Aini selama tiga hari. Lalu, sembilan hari setelah kejadian, Sabtu (30/1) Dita ternyata melaporkan Masinton ke Bareskrim Polri atas kasus penganiayaan. Laporan tersebut tertuang dalam tanda bukti lapor nomor TBL/73/1/2016/Bareskrim dengan laporan polisi nomor: LP/106/1/2016/Bareskrim tertanggal 30 Januari 2016.



Dita datang ke ke Bareskrim Polri didampingi Anggota Badan Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Nasional Demokrat (NasDem) Wibi Andrino. Dita memang kader Partai NasDem, namun bekerja untuk Masinton yang merupakan politikus Partai Indonesia Demokrasi Perjuangan (PDIP).

Dita sudah coba dikonfirmasi detikcom lewat telepon soal kasus ini, namun belum ada jawaban. Sementara di media sosial beredar pesan berantai cerita dugaan penganiayaan versi Dita Aditia Ismawati. Ceritanya kurang lebih sama dengan yang diungkapkan Wibi kepada awak media.

Dita dalam cerita itu menjelaskan, Kamis 21 Januari 2016 sekitar pukul 21.00 WIB dia sedang berkumpul dengan teman-teman NasDem di Camden Bar Cikini. Pukul 22.30 WIB, dia dijemput oleh Masinton melalui sopirnya Husni yang mendatangi Dita di meja tempat Dita kumpul.

Husni mengatakan kalau Masinton sudah menunggu di dalam mobil. Dita lalu bersama Husni keluar Camden Bar menuju mobil Masinton. Dita sempat kembali ke Camden karena ada barang yang tertinggal. Lalu Dita diantar oleh temannya hingga ke parkiran Camden Bar.

Dita kemudian masuk ke dalam mobil. Dita duduk di bangku depan di samping kemudi, Masinton di belakang dan Husni di depan. 

Di dalam mobil, Dita sempat dimaki dan interogasi oleh Masinton. Setelah itu Dita yang masih berada di dalam mobil meminta tolong Husni untuk mengambil mobilnya yang diparkir di DPW NasDem. Masinton meminta Husni mengambil mobil Dita ke DPW NasDem dan menaruhnya ke rumah Dita di MTH Square, Cawang.

Saat sampai di DPW NasDem, Husni yang tadi menyetir mobil Masinton akhirnya beralih menyetir mobil Dita. Sehingga di mobil hanya ada Masinton dan Dita. Dita diajak berputar-butar sambil diinterogasi dan dimaki-maki hingga menangis dan dugaan peristiwa pemukulan pun terjadi.

Dita yang kesakitan lalu membelokkan setir ke sebelah kiri hingga mobil oleng ke kiri jalan. Dita sempat bilang ke Masinton akan melaporkan penganiayaan ini ke Polisi dan melakukan visum ke Rumah Sakit sebagai bukti. Setelah itu Dita diturunkan di dekat Cawang.

Dita sempat bertemu dengan Husni yang mau menyerahkan kunci mobil. Dita mengatakan kepada Husni kalau dia dipukul Masinton. Kemudian Dita pergi menggunakan taksi ke Polsek Jatinegera untuk membuat laporan. Di Polsek, Dita dibawa ke RSUD Budi Asih untuk menjalani visum.

Cerita Versi Masinton

Namun cerita berbeda disampaikan Masinton. Anggota Fraksi PDIP itu menyebut Dita sedang mabuk saat dijemput sebelum ada insiden pemukulan yang membuat Masinton dilaporkan ke Bareskrim Polri. Dia juga menyebut Dita adalah sekretaris pribadinya, bukan tenaga ahli.

"Itu gua abis dari acara pulang sama sopir, ada bertiga. Dia (Dita) telepon TA (Tenaga Ahli) aku malam itu. Dia mabuk di Cikini minta dijemput karena nggak bisa bawa mobil," ucap Masinton saat dihubungi detikcom, Sabtu (30/1) malam.

Dijelaskan Masinton, saat kejadian, malam sekitar pukul 22.00 WIB, dia berada di mobil bersama seorang TA bernama Abraham Leo Tanditasik dan sopir bernama Husni. Di tengah perjalanan, Abraham dihubungi Dita yang meminta dijemput di Cikini karena mabuk. Mobil pun melaju menuju lokasi di mana Dita ingin dijemput.

"Aku enggak ngerti di dalam (bar tempat Dita mabuk-red). Aku di mobil saja, ngerokok dengan TA-ku di samping mobil," terang anggota komisi hukum DPR RI itu membantah masuk bar dan ikut mabuk.


Dita lalu datang dan duduk di depan samping sopir. Di belakang, ada Masinton dan Abraham. Saat itu, Dita meminta kepada sopir yang mengemudi, agar membawakan mobil miliknya yang diparkir di kantor NasDem. Masinton mengizinkan agar sopirnya yang bernama Husni itu membawa mobil Dita. Maka posisi sopir di mobil Masinton digantikan oleh Abraham Leo. Masinton tetap duduk di bangku belakang dan Dita di samping sopir.



Anggota DPR Fraksi PDIP Masinton Pasaribu (Ari Saputra/detikFoto)



Menurut Masinton, selama di mobil itu Dita masih dalam kondisi mabuk. Berteriak histeris, membesarkan volume tape, hingga terjadi insiden dia tiba-tiba menarik setir mobil saat mobil melaju.

"Tiba-tiba setirnya ditarik, kaget dong sopir aku yang bawa mobil. Tangannya ditepak karena mobil tiba-tiba ngerem. Dia (Abraham) reflek kena wajahnya (Dita)," ucap Masinton.

Soal mabuk itu sendiri telah dibantah pihak Dita. "Tidak ada (mabuk), biar Dita yang menjelaskan. Terjadi cekcok, ya itu (Dita kena) bogem mentah tangan kiri Masinton," ujar Wibi. 
(hri/hri)

sumber:vivanews

Related Posts :